Search This Blog

16 July 2017

Telegram, Salahkah Engkau Dengan Segala Kelebihanmu?

Sedang anget-angetnya rencana pemblokiran Aplikasi Pesan Instan Telegram oleh Kemenkominfo Pak Rusdiantara. Kenapa anget? Karna belum dingin. Mboh

Rencana pemblokiran Telegram ini didasari oleh penggunaan Aplikasi tersebut oleh Para Teroris, dhi ISIS di Indonesia. Mereka mendiskusikan sesuatu, baik rencana Kotor mereka (saya anti bilang Jihad untuk mereka), tata cara membuat bom, pengkaderan, pelatihan dsb melalui aplikasi Telegram ini.

Saya dulu sih sudah tahu ada alat namanya Telegram yang digunakan untuk mengirimkan pesan kepada seseorang di tenpat yang jauh melalui media elektronik. Ingat dulu belum marak hape android, hape china dual SIM aja masih belon ada. Kalau NOKIA sudah ada kayaknya. Tapi mahalnya gak ketulungan. Belum Kartu SIM nya yang naudzubillah itu.

Dulu masih pakai telpon rumah atau telpon umum. Bisa melalui warnet atau gerai telpon umum milik Telkom di pinggir jembatan Jalan. Ada yang pakai kartu semacam kartu SIM jaman sekarang dimana ada nominal disana dan gak bisa diisi ulang. Kalau habis ya beli lagi. Setiap dipakai nelpon nanti di kartu tersebut ada semacam lubang yang menandakan sisa uang yang masih bisa kita pakai untuk nelpon.

Pesan yang dikirimkan melalui Telegram juga unik, walauoun saya belum pernah sekalipun mencobanya. Alasan utamanya saya belum punya uang saat itu, juga mau berkirim pesan sama siapa? Biasanya pesan melalui Telegram sangatlah singkat dan sepertinya tidak ada pilihan tanda baca disana. La kalau kirim pesan tanda baca dibuat seperti kata biasa. Contoh nih, tanda baca "," ditulis KOMA. Tanda baca "!" Dibaca TANDA SERU. Asik juga sih sebenarnya, cuma kalau untuk saya pakai sekarang kurang asyik. Soalnya kalau lagi chat sama istri atawa teman ya panjang lebar. Kadang juga penekanan atas kalimat chat gak cuma satu tanda baca. Semuanya diketik. Coba aja kamu pikir sendiri.

Baru hari ini saya iseng install Telegram di Google Play. Pengen ngerasain chating lewat Telegram. Sebenarnya hampir sama dengan aplikasi pesan instan saya pakai sehari-harinya yaitu Whatsapp dan BBM. Itupun BBM sudah jarang saya pakai. Aplikasinya berat dan apabila ada ada yang kirim gambar di grup tidak bisa dihapus kecuali oleh adminnya. La puyeng aku. Wong hapenya masih standar masyarakat ngehe. Gak kuat untuk beli yang bermemori jumbo. Tapi memang ada yang membedakan Telegram ini dengan aplikasi yang aku pakai sehari-hari itu. Ini juga hasil otak atik Telegram dan baca artikelnya.

1. Aplikasi Uduhan di Google Play lebih ringan. Masih berat whatsapp dan BBM. Jadi lumayan tidak membebani Kantong Memori.
2. Ada pilihan secret chat. Ini yang menjadikan ISIS memakai Telegram. Telegram mempunyai fotur enkripsi yang tidak bisa diurai oleh orang lain. Kemungkinan pasti ada, tapi kecil, kayak punya kamu.
3. Berbasis Cloud. Karena cloud, maka tidak perlu syncronise apabila mau dipakai lewat laptop, komputer atau smartphone secara bersamaan. Hebat pisan.
4. Fitur sharing file mencapai 1,5GB. Gile bener kalau ini mah. Ngirim file film gratisan aja sekira 500 MB. Ini 3x nya cuiy. Gak habisin kuota apa?
5. Pembuatnya juga hebat. Kantornya gak jelas. Memang misterius.

Terlepas dari fitur-fitur diatas, saya masih nyaman saja pakai whatsapp ama BBM. Karena fitur tsb masih belum terlalu berguna untuk aku. Istriku juga males berpindah kelain hati Aplikasi. Apalagi masih belum ada video call nya. Nyoba otak atik masih sebatas voice call saja.

Mau tetep pakai aplikasi pesan instan yang sebelumnya semisal whatsapp, BBM, Line, Kakao Talk atau pindah ke Telegram biar kayak ISIS (gak ding) monggo saja. Mau klik iklan disini juga monggo. Mana yang enak. Pelan-pelan saja....DESPACITO...

No comments:

Post a Comment