Search This Blog

21 May 2016

Petuah Bijak KH. Maimoen Zubeir Sarang, Rembang

KH. Maimoen Zubeir merupakan salah satu Kiai Sepuh yang sangat di hormati dan diikuti petuah-petuahnya. Baik oleh warga NU (Organisasi yang turut dibesarkannya, ataupun orang Islam secara umumnya. Beliau sarat dengan asam garam kehidupan dan petuahnya lahir dari pergulatannya terhadap Ilmu-ilmu agama Islam baik ilmu klasik (Kitab Kuning) maupun ilmu masa kini. Mungkin banyak yang belum tahu biodata lengkap beliau, walaupun sudah mengenal siapa itu KH. Maimoen Zubeir khususnya waega NU tadi.

Berikut biodata beliau :
LAHIR pada hari Kamis, 28 Oktober 1928. Beliau adalah putra
pertama dari Kyai Zubair. Ibundanya adalah putri dari Kyai Ahmad
bin Syu’aib, ulama kharismatis yang dikenal teguh memegang pendirian.
Dari ayahnya, beliau meneladani ketegasan dan keteguhan, sementara dari kakeknya beliau meneladani rasa kasih sayang
dan kedermawanan. Kasih sayang terkadang merontokkan
ketegasan, rendah hati seringkali berseberangan dengan
ketegasan. Namun dalam pribadi Mbah Moen, semua itu tersinergi secara padan dan seimbang.

Kerasnya kehidupan pesisir tidak membuat sikapnya ikut
mengeras. Beliau adalah gambaran dari pribadi yang santun dan
matang. Semua itu bukanlah kebetulan, sebab sejak dini beliau
yang hidup dalam tradisi pesantren diasuh langsung oleh ayah
dan kakeknya sendiri.
Sebelum menginjak remaja, beliau diasuh langsung oleh ayahnya
untuk menghafal dan memahami ilmu Shorof, Nahwu, Fiqih,
Manthiq, Balaghah dan bermacam Ilmu Syara’ yang lain.
Ayahanda beliau, Kyai Zubair, adalah murid Syaikh Sa’id Al-
Yamani serta Syaikh Hasan Al-Yamani Al- Makky.
Sekitar tahun 45, beliau memulai pendidikannya di Pondok
Lirboyo Kediri, dibawah bimbingan KH. Abdul Karim yang biasa
dikenal sebagai Mbah Manaf. Selain kepada Mbah Manaf, Beliau
juga menimba ilmu agama dari KH. Mahrus Ali juga KH. Marzuqi.
Pada usia 21 tahun, beliau melanjutkan studinya ke Makkah Al-
Mukarromah. Perjalanannya ke Makkah ini diiringi oleh kakeknya
sendiri, yakni KH. Ahmad bin Syu’aib.
Beliau menerima ilmu dari sekian banyak orang kompeten di
bidangnya, antara lain Sayyid ‘Alawi bin Abbas Al-Maliki, Syaikh
Al-Imam Hasan Al-Masysyath, Sayyid Amin Al-Quthbi, dan Syaikh
Yasin bin Isa Al- Fadani.
Dua tahun lebih Beliau menetap di Makkah Al- Mukarromah.
Sekembalinya dari tanah suci, beliau memperkaya
pengetahuannya dengan belajar kepada ulama-ulama di Jawa
saat itu antara lain: KH. Baidlowi (mertua beliau), serta KH.
Ma’shum, keduanya tinggal di Lasem. Selanjutnya KH. Ali
Ma’shum Krapyak Jogjakarta, KH. Bisri Musthofa (ayahanda
Mustofa Bisri) Rembang, KH. Abdul Wahhab Hasbullah, KH.
Mushlih Mranggen, KH. Abbas, Buntet Cirebon, Sayikh Ihsan,
Jampes Kediri dan juga KH. Abul Fadhol, Senori.
Pada tahun 1965 beliau mengabdikan diri berkhidmat pada ilmu-
ilmu agama. Hal itu diiringi dengan berdirinya Pondok Pesantren
yang berada di sisi kediaman beliau. Pesantren yang sekarang
dikenal dengan nama Al-Anwar. Satu dari sekian pesantren yang
ada di Sarang.

Saya tambahkan beberapa petuah Bijak dari Beliau, diambil dari status Facebook Gus Rijal Mumazziq Z.

28 DAWUH KH. MAIMOEN ZUBAIR
Berikut adalah sebagian dawuh Mbah Maimoen Zubair yang sempat
saya kumpulkan sewaktu ngaji:
1. "Sampeyan sekolah model apapun, seng penting ojo ninggalno
ngaji." (Anda sekolah yang bagaimanapun, terpenting jangan
tinggalkan ngaji).
2. "Dzurriyatur Rasul kebanyakan tak terlihat, maka jangan menjelek-
jelekkan orang Islam."
3. "Kulo gadah (punya) guru namine (namanya) KH. Abdullah bin Nuh.
Beliau kalau mau mengajar harus muthalaah dahulu, padahal beliau
sangat alim."
4. "Wong koq neng omah terus kaprahe ora sehat, mulane sekali-kali
refreshing." (Umumnya orang yang kebanyakan di rumah itu tidak
sehat, maka sesekali perlu refreshing).
5. "Kelompok yang menguasai dataran tinggi Golan maka akan
menguasai dunia. Seperti yang terjadi saat ini, Yahudi sekarang yang
menguasai dataran itu."
6. "Wong iku kudu duwe jiwa Nasionalis." (Orang itu harus punya jiwa
Nasionalis).
7. "Jangan mengatakan negara Uni Soviet itu komunis.
Pemerintahannya saja yang komunis. Karena dulu Uni Soviet itu terdiri
dari banyak daerah seperti Uzbekistan, Turkmenistan, dll. yang
mayoritas Muslim. Dan banyak ulama besar lahir di sana seperti Imam
Bukhari, Imam Samarkandi, dll. Cuma Rusia yang non-Muslim."
8. "Setelah shalat Shubuh jangan tidur lagi, karena bisa menyebabkan
faqir."
9. "Kalau kamu ditanya alamat oleh seseorang jawablah dengan alamat
desamu, jangan kotamu dulu. Karena ulama-ulama itu bangga dengan
desanya."
10. "Kiai iku kudu iso moco kitab kosongan." (Kiai itu harus bisa
membaca kitab kuning gundul).
11. "Ora kudu pinter bercakap-cakap bahasa Arab. Seng kudu iku biso
moco tulisan Arab lan paham." (Tidak harus pandai bercakap bahasa
Arab. Yang harus adalah bisa membaca tulisan Arab dan paham).
12. "Syaikh Ihsan Jampes iku ngalim, iso ngarang kitab Sirajut
Thalibin. Ngalime koyo ngono tapi ngomong-ngomong Arab gak patek
lancar." (Syaikh Ihsan Dahlan Jampes Kediri itu alim, mampu
mengarang kitab Siraj ath-Thalibin. Beliau yang begitu alimnya saja
dalam percakapan bahasa Arab kurang begitu lancar).
13. "Wong wareg iku angel ngalime." (Orang yang kenyang itu sulit
menjadi alim).
14. "Gusti Allah ojo mbok tuntun." (Allah Swt. jangan didikte).
15. "Wong seng apik iku wong seng ora berubah waktu seneng utowo
susah." (Orang yang baik itu orang yang tidak berubah sewaktu suka
ataupun susah).
16. "Al-Quran keterangane kadang dibolan-baleni. Mulane wong koq
bosen karo al-Quran berarti lemah imane." (Al-Quran keterangannya
terkadang diulang-ulang. Maka, jika ada orang yang bosan terhadap al-
Quran pertanda lemah imannya).
17. ﺧﻴﺮ ﺍﻻﻣﻮﺭ ﻭﺳﻂ # ﺣﺐ ﺍﻟﺘﻨﺎﻫﻲ ﻏﻠﻂ . "Yang terbaik dalam segala
sesuatu adalah yang moderat (pertengahan) # Sedangkan suka pada
penghinaan adalah suatu kesalahan."
18. "Nek arep ngomong ojo waktu jengkel." (Kalau mau berbicara
jangan di saat marah).
19. "Orang yang kamu ikuti itu kudu seng pinter agomo (harus yang
pandai agama/seorang ulama).
20. "Kanjeng Nabi walaupun sebagian paman-pamane kafir lan
mungsuhi (memusuhi), tetapi Beliau (Saw.) tetap bersilaturahim pada
mereka."
21. "Kudu biso moco (harus bisa baca kitab) Fathul Mu'in lan Fathul
Qarib."
22. "Biso parek karo Allah iku dengan bil ilmi wattaqwa." (Bisa dekat
dengan Allah itu dengan ilmu dan ketakwaan).
23. "Ora do iso moco kitab koq arep gawe Khilafah." (Tidak bisa baca
kitab kuning koq mau membuat/mendirikan Khilafah!).
24. "Ora usah sombong, seng kurikulum ben kurikulum, pancen wes
wayahe. Seng penting Sampeyan ngaji." (Tidak usah sombong, yang
memakai sistem kurikulum biarkan saja dipakai, memang sudah
waktunya. Yang penting Anda ngaji).
25. "Wong-wong sholeh walaupun faqir mereka tetep nyaman seperti
Syaikh Abil Hasan asy-Syadzili."
26. "Apik-apike ke-futuh iku melek dalu karo moco kitab kerono Allah
Ta'ala." (Terbukanya hati (futuh) itu paling baiknya terjaga di malam
hari sambil baca kitab dengan ikhlas).
27. "Omah nek dinggoni sholat sunnah jembar rizqine." (Rumah jika
dipakai untuk shalat sunnah maka rizkinya luas).
28. "Duwe anak iku apike jumlahe sedengan, yo ora akeh yo ora sitik.
Mergo Kanjeng Nabi pernah ditakoi sahabat tentang urip susah. Nabi
jawabe: ﻛﺜﺮﺕ ﺍﻟﻌﻴﺎﻝ ﻭﻗﻠﺔ ﺍﻟﻤﺎﻝ . (Punya anak sebaiknya berjumlah yang
cukup/sedang, tidak banyak juga tidak sedikit. Karena Nabi pernah
ditanya oleh sahabat tentang hidup susah, maka jawab Nabi Saw.:
"Banyak anak sedikit rizki/harta.").
(By: Si Pitung Masakini via Mas Syaroni As-Samfuriy ).

Diambil dari beberapa sumber.

No comments:

Post a Comment