Search This Blog

20 June 2016

Egoisme atau Pantang Menyerah?


Kisah ini merupakan kisah yang kebetulan aku alami. Secara langsung dan tidak langsung. Loh, kok??
Iya, soalnya saya tidak ikut terlibat tetapi mendapat info A1 dari subyek. Saya menjadi tempat curhat coiy. Keren gak?

Sampai sekarang aku bekerja di sebuah perusahaan Nasional dimana brand awarness nya lumayan baik. Ehem ehem. Tenang aja, aku gak ngiklan kok. Aku gak dibayar untuk ngiklanin perusahaan ku, aku dibayar atas kerja keras ku. Tenang aja.

Di sebuah perusahaan pastinya banyak sekali perbedaan sifat, perilaku, karakter dll. Gak cuma dalam satu garis lurusnya, tetapi dalam satu garis koordinasi pun juga banyak perbedaan. Tapi kalau kata orang beda itu Rahmat. Glek.

Di situ sudah timbul potensi perbedaan pendapat atau beda kepentingan. 1 hal bisa menimbulkan beda pendapat sekaligus beda kepentingan. Beda pendapat untuk menyelesaikan sebuah project. Ini hal mafhum terjadi di sebuah organisasi dimana setiap batok kepala mempunyai pendapat yang berbeda. Belum, 1 kepala mempunyai 3 sampai 4 ide yang pingin idenya diambil semua oleh penduduk organisasi tersebut. Luar biasa...
Apalagi kalau ada perbedaan kepentingan. Dimana hal paling menonjol sudah tidak melihat bagus tidaknya suatu ide atau relevan dan kunonya suatu ide tersebut. Pinginnya idenya menjadi ide yang diputuskan sebagai pemenang. Gimana caranya, gimana Lika liku nya yang penting idenya lah yang diambil.
Lah, kalau sudah gini kan membuat pusing pala babi.

Kalau sudah seperti ini biasanya kalau saya ikut turun rembug aku sampaikan kalau memberi pendapat sah sah saja. Bisa juga harus. Tapi ya hargai pendapat orang lain. Belum tentu pendapat orang lain lebih jelek dari pendapat kita. Atau malah lebih sangat relevan.

Tapi kalau masukanku juga tidak digubris, maka aku akan melakukan langkah akhir sebelum yang terakhir. Aku berdiri, jalan keluar ruangan, turun ke pantry ambil kopi itemku lalu menyulut kretekh sebatang. Luega rasanya. Yang masih gontok gontokan ya biar aja. Toh yang dicari bukan yang idenya bagus tapi yang paling ngotot menggenggam idenya. Kan enak aku to??

Biasanya berbarengan dengan aku menghisap kretekku aku sambil mikir. Aku yang egois, mereka yang egois atau mereka yang pantang menyerah?

No comments:

Post a Comment